![]() |
| Relawan Bosowa Peduli menyerahkan bantuan karpet dan perlengkapan ibadah kepada warga terdampak bencana di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, sebagai bagian dari upaya pemulihan pascabencana. (dok/ist) |
Sebanyak 57 jiwa tercatat sebagai penerima manfaat dalam kegiatan tersebut. Bantuan difokuskan untuk mendukung pemulihan aktivitas pendidikan anak-anak sekaligus memenuhi kebutuhan ibadah warga yang terdampak bencana.
Adapun bantuan yang disalurkan meliputi perlengkapan sekolah berupa alat tulis, tas, dan seragam sekolah. Selain itu, Bosowa Peduli juga menyerahkan alat ibadah, di antaranya sajadah, sarung, mukena, Al-Qur’an, Iqro, serta karpet masjid. Bantuan tersebut disalurkan di SMP Negeri 2 Junjung Sirih, wilayah Muaro Pingai, serta beberapa lokasi pengungsian lainnya.
Tim relawan Bosowa Peduli yang turun langsung ke lapangan mendapati bahwa sebagian anak-anak sudah mulai kembali bersekolah, bahkan ada yang telah mengikuti ujian. Namun, banyak dari mereka kehilangan perlengkapan belajar dan pakaian akibat rumah yang terendam banjir dan material longsor.
Salah satu relawan Bosowa Peduli, Akbar, menjelaskan bahwa bantuan pendidikan menjadi prioritas utama karena anak-anak tetap harus mendapatkan hak belajar meskipun berada dalam kondisi darurat.
"Kami melihat anak-anak sudah mulai bersekolah kembali, tetapi banyak yang tidak memiliki perlengkapan yang memadai. Karena itu, Bosowa Peduli berupaya hadir agar proses belajar mereka tetap berjalan dan tidak terhenti akibat bencana,” ujar Akbar.
Dalam proses penyaluran, Bosowa Peduli berkolaborasi dengan Komunitas Gubuak Kopi dan KNPI Kabupaten Solok. Akses menuju lokasi distribusi masih menghadapi kendala, mengingat beberapa ruas jalan dipenuhi lumpur dan material longsor yang hingga kini masih dibersihkan secara bertahap oleh aparat dan warga setempat.
Penentuan lokasi serta jenis bantuan dilakukan berdasarkan hasil koordinasi dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Junjung Sirih sekaligus Koordinator Posko Pengungsian, Asmarita Febri Yeni. Sekolah tersebut berada di wilayah perbukitan dan sempat difungsikan sebagai tempat pengungsian warga, sehingga menjadi salah satu titik prioritas penyaluran bantuan.
Salah seorang pelajar terdampak, Rizi, mengisahkan detik-detik banjir yang melanda rumahnya.
"Banjir masuk ke rumah pas subuh. Saya masih tidur, pas bangun lihat baju-baju sudah hanyut terbawa banjir,” tuturnya.
Warga setempat menyampaikan bahwa kebutuhan mendesak saat ini mencakup kebutuhan hidup dasar bagi warga yang kehilangan rumah, serta perlengkapan dan pakaian sekolah untuk anak-anak. Selain kerusakan fisik, bencana juga berdampak pada perekonomian masyarakat karena sawah dan tempat mata pencaharian mereka tertimbun longsor.
Bosowa Peduli menegaskan komitmennya untuk terus melakukan koordinasi dan pemantauan lanjutan di lapangan, serta membuka peluang penyaluran bantuan tahap berikutnya sesuai kebutuhan penyintas, khususnya agar anak-anak dapat kembali menjalani aktivitas sekolah dengan lebih layak dan aman pascabencana.
