![]() |
| Peserta Pelatihan Batik Lontara mengikuti proses pewarnaan kain dalam kegiatan yang digelar Dekranasda Kota Makassar di Baruga Anging Mammiri, 9–12 Desember 2025. (Dok/Rastranews) |
Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, mulai 9 hingga 12 Desember 2025, bertempat di Baruga Anging Mammiri, Makassar. Pelatihan mengusung tema “Tulis Lontara di Kain, Batik Bercerita, Nilai Terwariskan” dan diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari perajin lokal, mahasiswa fakultas seni, serta perwakilan dari seluruh kecamatan di Kota Makassar.
Dikutip dari rastranews.id, para peserta dibekali berbagai materi komprehensif, mulai dari teknik dasar desain batik, proses mencanting, pengembangan motif berbasis aksara Lontara, hingga inovasi pewarnaan modern yang lebih ramah lingkungan.
Pelatihan ini menghadirkan Nur Ahmadi, Ketua Desa Wisata Wukirsari sekaligus pembatik senior dari Kampung Batik Giriloyo, sebagai pendamping utama. Ia dikenal luas sebagai penggerak batik desa wisata yang telah melahirkan banyak pembatik profesional di tingkat nasional.
Tak hanya mengajarkan keterampilan teknis, Nur Ahmadi juga menanamkan pemahaman mendalam mengenai filosofi di balik motif Lontara. Peserta diajak melihat batik sebagai media ekspresi budaya yang mengandung nilai sejarah, identitas, dan narasi leluhur yang diwariskan lintas generasi.
Antusiasme peserta terlihat sejak hari pertama pelatihan. Mereka aktif mengikuti setiap tahapan, mulai dari proses mencanting, menorehkan lilin, hingga teknik pewarnaan bertingkat.
Salah satu peserta, Anggun, mengaku bersyukur dapat mengikuti pelatihan tersebut. Menurutnya, pengalaman belajar langsung dari pembatik profesional membuka wawasan baru tentang dunia batik.
“Tidak sangka saya bisa membuat batik sendiri. Materinya sangat detail. Semoga ini menjadi langkah awal untuk terus berkarya dan melestarikan aksara Lontara,” ujarnya, seperti dikutip dari rastranews.id.
Hal serupa disampaikan peserta lainnya, Ati, yang menilai pelatihan ini memberikan pengalaman berharga.
“Belajar langsung dari pembatik profesional itu sangat berkesan. Saya berharap pelatihan seperti ini terus berlanjut agar semakin banyak warga Makassar terlibat dalam pengembangan batik Lontara,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Dekranasda Kota Makassar, Melinda Aksa, saat membuka pelatihan menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya membangun identitas baru batik Lontara Makassar.
“Makassar memiliki potensi besar untuk menghasilkan wastra yang tidak hanya indah, tetapi juga sarat nilai budaya,” ujar Melinda.
Ia berharap batik Lontara ke depan dapat tampil lebih modis, berkelas, dan nyaman digunakan dalam berbagai kesempatan, sekaligus menjadi kebanggaan masyarakat Makassar.
Pelatihan ini menjadi momentum penting dalam menumbuhkan kembali kecintaan terhadap aksara Lontara sebagai warisan budaya leluhur, sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal di Kota Makassar.
