Oknum Polisi yang Bentak Guru SD Negeri Borong Minta Maaf, Akui Ada Miskomunikasi

 

(dok:zonafaktual)

Makassar, Lontara Today - Seorang oknum anggota Polsek Manggala bernama Briptu Afrizal akhirnya meminta maaf secara terbuka kepada Evawaty Bahtiar (EB), guru SD Negeri Borong Makassar, setelah insiden dugaan pembentakan yang terjadi saat Evawaty melapor kehilangan barang. Briptu Afrizal mengakui bahwa tindakannya merupakan bentuk miskomunikasi dan tidak bermaksud menyakiti perasaan Evawaty.

Tokoh utama dalam kejadian ini adalah Briptu Afrizal dari Polsek Manggala dan Evawaty Bahtiar selaku korban yang merupakan guru di SD Negeri Borong. Selain itu, permintaan maaf ini juga disaksikan oleh pihak Panimal Polrestabes Makassar, Panimal Polda Sulsel, dan Kapolsek Manggala Kompol Semuel To’Longan yang turut menyampaikan permintaan maaf secara institusional.

Permintaan maaf dilakukan secara resmi di Mapolrestabes Makassar, sedangkan insiden pembentakan sebelumnya terjadi di Polsek Manggala, saat Evawaty hendak melaporkan kehilangan di sekolah tempatnya mengajar.

Permintaan maaf terjadi pada Minggu siang, 3 Agustus 2025. Sementara insiden pembentakan dilaporkan terjadi beberapa hari sebelumnya, sebelum akhirnya menjadi sorotan media.

Kasus ini menjadi perhatian publik setelah Evawaty mengangkat kejadian tersebut ke media sebagai bentuk pelajaran dan upaya koreksi terhadap perilaku aparat yang dinilai tidak pantas. Evawaty menegaskan bahwa sebagai seorang guru, dirinya hanya menuntut perlakuan yang manusiawi saat membuat laporan, bukan kemarahan atau bentakan.

Dalam pertemuan mediasi tersebut, Briptu Afrizal menyampaikan permintaan maaf secara langsung di hadapan Evawaty dan suaminya. Ia mengakui kesalahannya dan menyatakan permohonan maaf atas nada tinggi yang digunakan saat menerima laporan. Kapolsek Manggala juga menguatkan permintaan maaf institusional dan menyampaikan komitmennya terhadap disiplin anggota. Bahkan, menurut Evawaty, Kapolsek sempat mengatakan bahwa jika Afrizal tidak mengaku bersalah, dirinya akan langsung menampar anggota tersebut di depannya.

"Saya, atas nama Afrizal (Ichal), mengakui bahwa perbuatan saya kemarin saat membuat surat keterangan hilang mungkin tidak menyenangkan hati, karena adanya miskomunikasi. Saya minta maaf dan mengakui kesalahan saya," ujar Briptu Afrizal.

Evawaty pun menerima permintaan maaf tersebut dan menyampaikan harapan agar pihak kepolisian tetap fokus mengusut kasus pencurian yang terjadi di sekolahnya. Ia menambahkan, dirinya sebenarnya bisa saja melanjutkan kasus ini ke jalur hukum, namun mempertimbangkan bahwa Briptu Afrizal juga memiliki keluarga. Karena itulah, ia memilih menyudahi perkara tersebut setelah permintaan maaf disampaikan secara terbuka.

Lebih baru Lebih lama