Sejumlah pejabat dan keluarga korban berkumpul bersama saat kunjungan duka ke rumah keluarga Irene Sokoy di Kampung Hobong, Distrik Sentani. (Dok. Kompas)
Papua, Lontara Today - Gubernur Papua, Matius Derek Fakhiri, menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada keluarga Irene Sokoy, ibu hamil yang meninggal dunia bersama bayi yang dikandungnya setelah ditolak empat rumah sakit di Kabupaten dan Kota Jayapura.
Permintaan maaf itu disampaikan saat Fakhiri menemui keluarga di Kampung Hobong, Distrik Sentani, Jumat (21/11/2025) malam.
“Saya mohon maaf atas kebodohan jajaran pemerintah dari atas sampai bawah. Ini contoh kebobrokan pelayanan kesehatan di Papua,” ujar Fakhiri, dikutip dari rilis resmi, Sabtu (22/11/2025).
Ia menegaskan akan melakukan evaluasi total terhadap sistem pelayanan kesehatan, termasuk pergantian pimpinan rumah sakit yang berada di bawah kewenangan pemerintah provinsi.
“Saya mengaku banyak peralatan medis rusak karena tidak dikelola dengan baik,” tambahnya.
Ditolak Empat Rumah Sakit
Irene Sokoy menghembuskan napas terakhir pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 05.00 WIT setelah melalui perjalanan berulang dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain.
Kronologi penolakan disebutkan sebagai berikut:
1. RSUD Yowari, ditolak karena tidak ada fasilitas yang memadai
2. RS Dian Harapan, tidak mendapat layanan
3. RSUD Abepura, kembali ditolak
4. RS Bhayangkara, diminta membayar uang muka Rp 4 juta karena kamar BPJS penuh
Keluarga menjelaskan bahwa mereka bolak-balik mencari pertolongan, namun Irene tidak pernah mendapatkan penanganan yang layak hingga akhirnya meninggal bersama bayinya.
Evaluasi Menyeluruh
Kasus ini memicu perhatian publik dan menjadi kritik keras terhadap kondisi pelayanan kesehatan di Papua.
Fakhiri menegaskan tindakan tegas akan dilakukan agar kasus serupa tidak terulang lagi.
Hingga kini, keluarga masih menunggu pertanggungjawaban resmi dari pihak layanan kesehatan terkait.
