![]() |
| Penyaluran Bantuan Kementan ke Korban Banjir Aceh |
Dalam beberapa hari terakhir, beredar tangkapan layar data bantuan logistik Kementan yang menunjukkan pembelian beras senilai Rp1,312 miliar untuk 21.874 kilogram, yang jika dihitung memunculkan angka sekitar Rp60 ribu per kilogram. Temuan tersebut memicu kecurigaan netizen soal dugaan mark-up harga.
Tak hanya itu, publik juga menyoroti item lain yang dianggap tidak masuk akal, seperti “1.000 dus” bantuan logistik dengan nilai Rp6,6 juta per dus. Unggahan tersebut menjadi bahan perdebatan dan candaan warganet yang menyebut bantuan itu “lebih mahal dari barang mewah".
Menanggapi viralnya perhitungan warganet, Biro Komunikasi Kementan merilis pernyataan resmi. Dalam klarifikasi itu, kementerian menyampaikan permohonan maaf atas ketidakakuratan data awal dan memastikan bahwa kekeliruan terjadi pada penulisan satuan, bukan pada realisasi nilai bantuan.
Setelah dilakukan koreksi, Kementan menegaskan bahwa total bantuan logistik, khususnya beras, yang telah disalurkan untuk korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mencapai: 1.200 ton beras, Total nilai bantuan: sekitar Rp16 miliar
Seluruh bantuan tersebut disebut berasal dari para mitra dan disalurkan langsung ke wilayah terdampak banjir.
Kementan menyebut bahwa pengawasan terhadap aliran bantuan akan terus diperkuat melalui Inspektorat Jenderal, sebagai komitmen menjaga transparansi dan akuntabilitas.
Meski klarifikasi sudah disampaikan, respons warganet masih terus bermunculan. Sebagian mengapresiasi transparansi Kementan, namun sebagian lain tetap meminta agar kementerian mempublikasikan data realisasi secara rinci untuk menghindari kesalahan serupa di masa mendatang.
Polemik ini sekaligus menunjukkan bahwa publik semakin aktif mengawasi penggunaan anggaran pemerintah, terutama dalam situasi darurat dan kebencanaan.
